Saat itu tepat pukul 16.00 saatnya aku keluar dari ruang produksi menuju kantor administrasi untuk menyerahkan laporan kegiatan ku hari ini pada leader shiftku. Begitu masuk kedalam kantor, tiba-tiba seseorang yang nampak asing muncul dihadapan ku dan mulai memperkenalkan diri, dengan singkat ia menyebutkan Fika ucap-nya mantap. Dengan nada agak sedikit mengejek aku menjawab kamu cowok/cwe si?? kok nama-nya Fika!! dia hanya membalas dengan senyuman netral, mulai besok kamu masuk team kami timpal leader. Team ku terdiri dari 4 orang, 2 orang untuk bagian produksi luar dan 2 di produksi bagian dalam, yakni aku dan salah seorangteman ku. Mendengar apa yang diucapkan leader sontak saja ku ajukan personil baru untuk ikut serta dengan ku, "Tolong jangan lama-lama ya training diluarnya" dengan nada agak tinggi den raut wajah jutek ku arahkan ucapanku kepada leader, ada alasan khusus mengapa aku sampai berani mengucapkan kalimat tersebut, karna setiap kegiatan produksi kami memang memerlukan tenaga lebih dibandingkan bagian luar. Dimana kedua orang dari teamku adalah wanita, sedangkan kami butuh tenaga pria untuk kegiatan pengambilan sampel yang mana tenag pria jelas lebih besar dibandingkan dengan wanita.
Dengan singkat leader ku menjawab
" anak baru sementara ikut dengan ku', supaya ia belajar semua spect dengan baik dan benar baru diserahkan ke bagianmu. Semua sudah saya fikir dan pertimbangkan dengan sebaik mungkin, takutnya "Nanti kalau kamu harus berurusan dengan anak magang yang belum bisa apa-apa pasti kamu marah-marah lagi, dan tidak menutup kemungkinan seperti yang sudah-sudah, mudur teratur karna takut menghadapimu.
Tidak terima pernyataan leader yang seakan memojokkanku atas semua yang terjadi pada anak magang, langsung ku jawab "Memang dasar saja yang kemaren-kemaren berurusan denganku itu bodoh & tidak ada usaha untuk belajar, ya wajar aja lah ya, kalau aku harus marah-marah dengan mereka, secara aku harus selalu menjawab pertanyaan yang sama dan berulang-ulang untuk waktu yang lama.
Tidak mau semakin panjang perdebatan ku pada leader sore itu, dengan sesegera mungkin ku serahkan laporan lalu pamit. eit......apa daya saat jalan pulang ternyata aku melihat pemandangan yang menjengkelkan, si anak magang terlihat membonceng dengan jean (teman sekaligus rival kerja), dan yang lebih menyebalkan yakni dengan bangganya jean menyapaku dan berkata
" nina duluan ya??
Dan ku balas dengan senyum, yang sebenarnya sebuah senyum pahit...
Pehh,,,dalam hati ini sebenernya dongkol tingkat dewa, sepanjang jalan pulang kuhabiskan waktuku hanya mengomel yang tidak-tidak tentang si jean.
hiiiiiiisssssss......... nggak penting banget si lo!!
Jadi sebenrnya omelannya khusus buat jean, yang sok-sok pamer kemesraan dengan anak baru.
Semakin hari melihat kedekatan jean dengan fika, semakin hari semakin enek dibuatnya, tp aku tau, bagaimanapun juga yang nama-nya anak baru mau diapa-apakan dia nurut saja, tapi tidak harus seperti itu juga kali ya, mau makan ke kantin sepanjang jalan gandengan tangan, OMG gk banget deh kamu.
Tapi semakin lama aku mulai terbiasa dengan pemandangan mereka berdua yang seakan-akan tidak ada orang lain disekitarnya. Walaupun sudah biasa melihat mereka berdua, aku juga mulai berencana, begitu fika masuk teamku dia harus bisa mengikuti semua kegiatanku, dan mulai membatasi semua kegiatannya selama bekerja yang hanya menyia-nyiakan waktu. Dan tentunya nantinya akan kubuat jadi alat untuk membuat jean agak panas..
Tiba saatnya,
'Oke, hari ini anak baru kuserahkan padamu Nin" jangan kasar-kasar ya??!!
namanya anak baru, tolong dibimbing dengan baik ya, tukas leader ku
Oce bozz!! sahutku
Sudah siap dengan rencana yang sudah aku rencakana, berharap semua akan berjalan lancar.
Tetapi ntah mengapa akupun merasa ada sesuatu yang lain, biasanya setiap anak baru yang masuk selalu merasa tidak nyaman karna keusilanku, dimana haya bertahan hitungan hari, tapi tidak berlaku untuk Fika, aku benar2 sabar mengajarkan SOP serta penulisan laporan, kuakui memang dia lebih cepat menyerap apa yang sudah ke ajarkan, berbeda dengan yang lain.
Makin hari kami makin dekat, niat awalku untuk membuat jean panas pun sangat-sangat berhasil, diamana suatu ketika jean dengan sengaja datang melaui sebuah jendela pemisah ruang kerja kami hanya ingin mengajak fika agar dapat beristirahat bersama, sebenarny hal itu sudah biasa aku dengar dan ku anggap biasa jadi aku merasa biasa saja. Namun ternyata saat itu berbeda fika menolak, dengan jelas aku mendengar bahwa ia berkata'
"Aku makan bareng Nina aja"
waw, betapa terheran dan sedikit bahagia aku mendengar ucapan fika. Dan begitu seterusnya dalam jangka waktu yang panjang. Setiap hari kami makan barsama, tak lupa setiap pulang kerjapun aku selalu diantarnya, sama seperti saat yang dilakukan fika terhadap jean sebelumnya.
Ku akui hubungan kami semakin dekat bukan hanya saat bekerja saja, kami sering berkeliling sekedar mengisi waktu luang, boleh dikatakan kami resmi pacaran.
Minggu-minggu ini di dekat tempat tinggal ku akan ramai, karna akan ada bazar dan juga festival band, kegiatan ini sudah biasa dilaksanakan, yaitu acara tahunan untuk menyambut hari kemerdekaan. Malam ini Fika mengajakku keluar. Diperkenalkan lah aku pada teman-temanya, yang ternyata kesemuany begitu gokil abiz, teman-teman yang asyik untuk seru-seruan walaupun kesemuanya adalah pria.
Terlampau sering kami bersama, ternyata ada salah seorang teman fika yakni Tomy yang bisa dibilang tertarik padaku, ia berfikir selama ininhubungan ku dengan fika hanya sekedar rekan kerja saja tidak lebih.
Namun suatu ketika saat fika dan yang lain sedang sibuk masing-masing dan tinggalah kami berdua, tomy mulai mengatakan maksud hatinya padaku,,,
mataku langsung terbelalak lebar, sembari agak mengejek dengan tertawa geli ku katakan " kamu aneh, masa kamu mau ambil pacar temen kamu sendiri"
bukanya merasa bersalah, dengan raut yang aneh karna heran heran sambik mengerutkan keningnya ia menjawab "kamu itu yang aneh, masa pacaran sama suami orang"
Serasa tersambar petir disiang hari, itu yang ku rasa saat mendengar ucapan tomy, dan memintanya untuk mengulang ucapannya tersebut...
Masih dalam kondisi terheran dan mencoba uuntuk menyangkal kukaatakan "Ngaco kamu ya, memang fika tidak pernah bercerita sebelumnya soal statusnya, tapi bukan berarti kamu bisa hasyut dia kayak gitu dong tom, dia temen kamu sendiri lo.
Sebenarnya aku mulai bingung, tapi kuu fikir mungkin tomy hanya membuatku kesal dan mungkin karna tau dia tidak mungkin aku terima jadi dia mulai menjelk-jelekkan fika.
Memang kamu belum Tau ya??
boleh kita buktiin, apa perlu kamu ku antar buat temuin istri dan anaknya timpal tomy. Sejenak ku terdiam, dan langsung pergi menghampiri fika.
Dengan raut wajah sedikit bingung aku bertanya pada Fika semua yang dikatakan tomy kepada ku. Sejenak ia diam, beberapa saat ia mengambil nafas dalam dan mulai membuka mulut menceritakan segalanya, ia mengakui bahwa semua yang dikatakan tomy benar adanya. Tapi aku juga mencintaimu, aku nyaman berada didekatmu, bukan maksud ku untuk membutmu terluka seperti ini, aku takut bila kau tau yang sebenarny kau akan pergi menjauh, tak melihatmu beberapa saat sudah membuatku tersiksa, apalagi dalam waktu yang lama. Aku hanya bisa menangis, dalam pelukan-nya.
Setelah peristiwa malam, beberapa harikemudian seperti biasa fika datang kerumahku, namun berbeda dari yang biasa, kini ia datang bersama (Rini) istri dan (Oby) putranya yang baru berusia beberapa bulan. kala itu aku diperkenalkan sebagai rekan, dan aku hanya bisa tersenyum. Istrinya sangat berterima kasih kepadaku karna sudah mau membimbing suaminya dengan baik, setelah perkenalan itu aku semakin dekat dengan rini, selain itu aku mulai menyayangi Oby, bahkan sebaliknya Oby sang baby mungilpun mulai rewel bila sehari saja tidak bertemu denganku.
Walaupun aku tau ia suami orang dan telah memiliki seorang anak, aku tetap mencintainya dan aku tidak ingin melepaskan-nya, begitu pula dia. Hubungan kami tetap berjalan seperti dulu saat ku tak pernah tau bahwa ia sudah menikah, kami berhubungan selayaknya muda-mudi yang berpacaran, setiap kami berencana keluar aku selau menhubunginya via SMS dengan alasan hari ini lembur, itu lah alasan dengan istrinya agar ia bisa keluar denganku, sampai suatu ketika terdapat nomor baru menghubungiku, Betapa terkejutnya aku bahwa wanita yang menelfon ku adalah istri fika, kali ini nada bicaranya berbeda dibandingkan dengan sebelumny nada bicaranya agak meninggi, ia katakan bahwa ia mulai mengetahui hubunganku dengan suaminya yang sudah tak wajar selayaknya rekan kerja, sudah lama rini mulai curiga, karna semua SMS dan tlp yang selalu dihubunginya adalah nomorku.
Setelah dihubungi rini aku mulai tak tenang, aku mencoba menjauh dari fika, tapi usahaku sia-sia, karna fika yang selalu mendatangiku. Bahkan ia meyakinkan ku bahwa ia rela meninggalkan rini dan Oby demi aku. Namun aku mulai berfikir betapa jahatnya aku jika aku mementingkan kebahagiaan ku sendiri, dengan merampas apa yang menjadi kebahagiaan rini dan Oby.
Walaupun aku sangat mencintai fika, aku harus bisa melupakan-nya karna ia sudah memiliki kehidupan sendiri jauh sebalum bertemu denganku, aku tidak mungkin masuk begitu saja dalam kehidupan-nya apalagi yang kutau rini amat sangat disayang oleh keluarga fika.
Aku mulai putus asa, aku tak tau apa yang harus kulakukan!!
jika aku menjauhi fika tetapi aku masih berada disekitarnya itu tidak akan merubah keadaan"
Baik, aku harus berani mengambil keputusan, aku berhenti bekerja dan kembali kelingkungan keluargaku, dengan demikian aku akan dengan mudah melupakan fika begitu juga sebaliknya. Dengan segenap hati, kuberanikan diriku menemui rini untuk meminta maaf dan terima kasih atas segala kebaikan-nya terhadapku, dan itu tentu tanpa sepengetahuan fika, setelah ku berpamitan dengan segera kutinggalkan tempat tinggalku untuk kembali kepangkuan Ibundaku.
"Selamat tinggal rumah kedua ku, kau sudah banyak memberikan cerita untuk hidupku, dan semoga dikehidupanku yang akan datang aku tak-kan pernah mengulangi kesalahan yang sama."
wehhhhh
BalasHapuspengalaman pribadi nih agak nya
hahahaha"
BalasHapusmu tau aja amu mang....
bkn tau!!